Kamis, 23 Mei 2013

Potensi, Demografi, Sejarah, Pekerjaan Masyarakat, dan Potensi Perikanan Tangkap di Kabupaten Kutai Timur

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFyW_C9kaQU6cbAVYUuCoHbXFAscZyUFlrfTekUccGC4mY6xGSJlcXMpP0itWMHOszgm9fFo4hx8Jddi9sofqd4TnCpIROLOAk9o4NXeT5WBpNqsa2AHcjODfkFipqybfQyaY2g_OHLb8/s400/peta_kaltim.gif 
*POTENSI 
Kehutanan

Hutan di Kabupaten Berau seluas 2.194.299,525 Ha (RTRW Kab. Berau 2005-2011) terdiri dari Hutan Lindung 668.108,078 Ha, Hutan Produksi Terbatas 557.713,442 Ha, Hutan Produksi Tetap 179.299,747 Ha, Hutan Konservasi 156.448,289 dan Areal Penggunaan Lain (APL) 624.729,969 Ha. Tutupan Lahan sesuai hasil pemantauan Tim Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) sampai dengan saat ini masih ± 80 %
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Berau sampai dengan tahun 2010 luas alih fungsi hutan seluas 150.448 Ha atau 6,85 %, masing-masing untuk keperluan pembangunan perkebunan = 60.224 Ha, pertambangan = 7.571 Ha, pertanian = 70.000 Ha, permukiman dan fasilitas pelayanan umum lainnya =.12.693 Ha
Hutan Primer atau Virgin Forest terdapat sekitar 560,897 hektar atau sekitar 15 % dari luar wilayah daratan kabupaten Berau, sedangkan hutan yang telah mengalami penurunan kwalitas terutama di wilayah yang ada kegiatan HPH adalah sekitar 1,042,055 hektar atau 48 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Wilayah lain yang sangat spesifik dan istimewa adalah pengunungan kapur yaitu sekitar 156,767 hektar atau sekitar 7 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Hutan Bakau menempati luas sekitar 47,941 atau sekitar 3 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Sedangkan sisanya adalah sekitar 26 % sudah tidak berhutan.

Pertambangan

Kekayaan alam berupa bahan galian tambang mineral baik golongan A, B dan C seperti kandungan jenis minyak gas bumi, emas, batu bara, timah hitam, nikel, gips, pasir kwarsa, besi, air raksa dan batu-batuan kapur untuk bahan semen putih.
Potensi bahan galian strategis (Gol.A) : Batu Bara terdapat di Kecamatan Gunung Tabur dikelola oleh PT. Berau Coal.
Galian Vital (Gol.B) : Emas terdapat di Kecamatan Kelay sementara untuk Seng, Timah dan Zino terdapat di Kecamatan Segah dan Kristal Kwarsa ada di Kecamatan Tanjung Redeb, Tanjung Batu dan Kelay.
Bahan Galian Golongan A dan B adalah GIPS terdapat di Kecamatan tanjung Redeb dan Desa Tanjung Batu, sedangkan Kapur ada di Tanjung Redeb dan Talisayan.
Hasil Exploirasi oleh Hooze Vende Velde, diperkirakan Seposit Batubara di desa Prapatan Kecamatan Gunung Tabur Sebesar 40.000 ton dengan ketebalan lapisan 20 cm dan 50 cm hingga 70 lapisan.
Mineral Besi, dengan endapan di dustin kasai mengandung Fe2O3 = 39,52% dan Fe total 51,24%.
Endapan emas terdapat do Long Suluy Kecamatan Kelay di Sungai Gah dengan konsentrasi 50% Timah hitam dan 0,01% Perak. Batu Kapur untuk Talisayan terdapat di Kampung Batu Putih dengan luas 500 Ha dengan kandungan CHO rata-rata 55,3%. Batu Kapur ini baik sebagai bahan baku industri Semen.
Pengelolaan terbesar disektor pertambangan yaitu pada bahan tambang batu bara yang dikelola oleh PT.Berau Coal dengan hak konsesi seluas 121.804 Ha, dimana merupakan sebuah perusahaan Indonesia dari usaha bersama PT.United Tractors dan Nissho Iwai dari Jepang. PT.Pandu Dian Pratiwi merupakan perusahaan yang telah meneliti sebelumnya daerah yang potensial yaitu pada Daerah Lati, Binungan, Prapatan Kelay.

Perkebunan

Pada tahun 2011 Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Berau seperti kelapa, karet, kopi, lada, cengkeh, kakao dan kelapa sawit rata-rata mengalami kenaikan luas tanam. Khususnya pada tanaman kakao baik luas tanam maupun jumlah produksi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Perkebunan kakao memiliki luas tanam 4.136 ha dengan jumlah produksi 2.171,30 ton. Walau demikian dibanding tahun 2006 dan 2007 luas tanam dan jumlah produksi kakao mengalami penurunan.masing-masing jumlah produksi yaitu 3.166 ton, 3.069 ton, 562,9 ton, 746,7 ton dan 242 ton.

Peternakan

Disektor Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui sumber dana APBD I untuk pengadaan ternak sapi dari keadaan awal sejumlah 891ekor menjadi 897 ekor induk dan telah melahirkan sebanyak 673 ekor sapi, sedang untuk konsumsi daging dan telur di Kabupaten Berau pada tahun 2008 sebesar 4,94kg/kapita/tahun, telur sebesar 2,27 kg/kapita / tahun dengan protein daging rata-rata 16,80% dan protein telur rata-rata 12,80%. Sementara potensi dan peluang usaha dibidang peternakan Kabupaten Berau masih membutuhkan 38.500 ekor sapi, 46.500 ekor Kamping dan 475.000 ekor kambing.

Perikanan

Perikanan merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Berau. Beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian. Perikanan dibagi menjadi dua perikanan laut dan darat.
Produksi perikanan laut terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada grafik 6.7 dapat dilihat bahwa produksi perikanan terus meningkat pada tahun berikutnya. Produksi perikanan tersebut berkisar 14.000 ton per tahun. Pada tahun 2011 Produksi ikan segar sebanyak 15.509,80 ton mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu sebesar 14.922,40 ton.

*SEJARAH

Kabupaten Berau berasal dari kesultanan berau yang didirikan sekitar abad ke-14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan Isterinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya berkedudukan di Sungai lati (sekarang menjadi lokasi pertambangan Batu Bara PT. Berau Coal).
aji raden suryanata kusuma menjalankan masa pemerintahannya tahun 1400-selesai dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah pemukiman masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua Merancang, Banua Pantai, Banua Kuran, Banua Rantau Buyut dan Banua Rantau Sewakung.
Di samping kewibawaannya, kedudukannya juga sangat berpengaruh, menjadikan dia disegani lawan maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau yang pertama ini, Pemerintah telah mengabdikannya sebagai nama Korem 091 Aji Raden Surya Nata Kesuma yang Rayon Militer Kodam VI/TPR.
Setelah beliau wafat, Pemerintahan Kesultanan Berau dilanjutkan oleh putranya dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda memasuki kerajaan Berau dengan berkedok sebagai pedagang (VOC). Namun kegiatan itu dilakukan dengan politik De Vide Et Impera (politik adu domba). Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan terpecah menjadi 2 Kesultanan yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.


* GEOGRAFIS dan DEMOGRAFI
Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127,47 km2 terdiri dari daratan seluas 22.030,81 km2 dan luas laut 12.299,88 km2, serta terdiri dari 52 pulau besar dan kecil dengan 13 Kecamatan, 10 Kelurahan, 96 Kampung/Desa. Jika ditinjau dari luas wilayah Kalimantan Timur, luas Kabupaten Berau adalah 13,92% dari luas wilayah Kalimantan Timur, dengan prosentase luas perairan 28,74%, dan Jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 191.807 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 7,11%.
Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang Pembangunan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, yang terletak disebelah utara dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan Wilayah Daratan dan Pesisir Pantai yang memiliki Sumber Daya Alam, dimana wilayah daratan terdiri dari gugusan bukit yang terdapat hampir disemua kecamatan terutama Kecamatan Kelay yang mempunyai perbukitan Batu Kapur yang luasnya hampir 100 Km2. Sementara didaerah Kecamatan Tubaan terdapat perbukitan yang dikenal dengan Bukit Padai.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan dan Maratua yang secara geografis berbatasan langsung dengan lautan. Kecamatan Pulau Derawan terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki pantai dan panorama yang sangat indah serta mempunyai beberapa gugusan pulau seperti Pulau Sangalaki, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Bulungan dan Kab. Kutai Kertanegara.
Dalam pembagian wilayah pembangunan Kabupaten Berau memiliki 3 (tiga) wilayah yaitu :
a. Wilayah Pantai yang meliputi : Kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan, Maratua dan Tubaan.
b. Wilayah Pedalaman yang meliputi : Kecamatan Segah dan Kecamatan Kelay.
c. Wilayah Kota yang meliputi : Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Sambaliung, Teluk Bayur.
Berada di daerah tropis dengan posisi geografis 10 LU – 20 33 LS dan 1160 BT – 1190 BT.
Ketinggian di atas permukaan laut 5 – 55 m. Topografi dan Fisiografi, bentangan daratan Kabupaten Berau didominasi topografi dengan selang ketinggian 101 m – 500 m (37,1%), kemudian 23,2% merupakan bentang daratan dengan selang ketinggian 26-100 m, sisanya terbagi sebagai daerah dengan selang ketinggian 8-25 m (7,3%0 dan 0-7 m (12,2%).

* PEKERJAAN MASYARAKAT

Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. Keberadaan infrastruktur berupa jalan darat, Bandara Kalimarau, terdapat juga dua buah Pelabuhan yanga kan lebih memudahkan para pedagang utuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik (PLTU Lati dengan kapasitas daya 2 X 7 MW), air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.


* POTENSI PERIKANAN TANGKAP

Untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang baik dan optimal, hari ini (8/11) KKP dan Pemerintah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menandatangani Kesepakatan Bersama mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berkelanjutan. Nota Kesepakatan Bersama yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gellwynn Jusuf dan Bupati Berau, MAKMUR HAPK tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki kedua pihak dalam meningkatkan produksi perikanan yang berkelanjutan dan lestari guna menunjang proses pembangunan berwawasan lingkungan serta bermanfaat khususnya di Kabupaten Berau.

Gellwynn dalam sambutannya menyatakan, Kabupaten Berau secara nasional memiliki peran penting dalam pencapaian visi kelautan dan perikanan Indonesia. ”Dengan berbagai macam jenis keanekaragaman hayati yang langka dan dilindungi, Kabupaten Berau juga memiliki biota perairan yang masih dalam kondisi baik, sehingga perlu untuk dijadikan sebagai daerah konservasi laut. Saya kira, dengan pengalaman yang kami miliki, kita dapat saling mendukung untuk mengembangkan kawasan konservasi di Kabupaten Berau, seperti yang tertuang dalam Peraturan Bupati  No. 31 Tahun 2005 tentang Kawasan Konservasi Laut”, demikian ujar Gelwynn. Menurut Gellwyn, dengan perjanjian kerjasama ini maka pengelolaan dan pengembangan konsep kawasan berwawasan lingungan yang lestari seperti konsep ekowisata berbasis penyu di Kabupaten Berau dapat terwujud.

Dengan luas perairan yang mencapai 28,74% dari total luas wilayahnya, Kabupaten Berau memiliki  jumlah produksi di sektor perikanan tangkap mencapai 16,2 ribu ton dengan jumlah kapal penangkap ikan sebanyak 2.441 unit kapal. Sedangkan untuk sektor perikanan budidaya, Kabupaten Berau memiliki lahan tambak dan kolam seluas 3.573,5 ha ditambah 690 unit keramba, dengan jumlah produksi mencapai 403 ton pertahu. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Berau memiliki potensi produksi yang cukup besar yakni 35 ribu metrikton per tahun. “Saya berharap kerjasama ini dapat semakin meningkatkan angka produksi perikanan, tidak hanya bertambah secara kuantitas, melainkan pula secara kualitas dapat meningkatkan nilai tambah produk hasil perikanan di Kabupaten Berau”, ujar Gellwynn.

Lebih lanjut Gellwynn berharap agar kesepakatan bersama ini dapat sejalan dengan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan di Berau seperti yang tertuang dalam ruang lingkup kesepakatan yaitu: 

(1) pengelolaan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, 
(2) peningkatan nilai tambah produk hasil perikanan, 
(3) pengembangan dan penyelenggaraan konservasi sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu ruang lingkup perjanjian kerjasama antara KKP dan Kabupaten Berau juga mencakup: 
(4) peningkatan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perikanan, 
(5) penyelenggaraan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang kelautan dan perikanan, dan terakhir 
(6) peningkatan pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar