Sabtu, 08 Juni 2013

sejarah kota Tarakan

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau. Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 perembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni; Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk merubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No.22 Tahun 1963. Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra Industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga Pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1981. Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-Undang RI No.29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.

Selasa, 28 Mei 2013

potensi perikanan kota Tarakan

Besarnya wilayah lautan Kota Tarakan tentunya menyimpan potensi sumberdayaperikanan yang sangat besar baik perikanan laut maupun perikanan pesisir pantai (berupausaha budidaya air payau/tambak maupun budidaya air tawar/kolam). Kawasan pesisir pantaidi Kota Tarakan mencapai ± 70 Km2 yang juga sangat mendukung pengembangan eksplotasiperikanan sebagai mata pencaharian masyarakat di Kota Tarakan. Hal ini dapat menjadisolusi dalam mengatasi meningkatnya pendatang yang masuk ke Kota Tarakan, terutama yangbermukim pada wilayah-wilayah pesisir. Potensi perikanan akan lebih tereksploitasi dengansemakin meningkatnya penduduk yang mengandalkan mata pencaharian pada sektorperikanan ini.Potensi kelautan yang terdapat disekitar Kota Tarakan merupakan kekayaan alamyang diharapkan dapat menjadi sub sektor unggulan. Selain usaha penangkapan ikan, makapembudidayaan perikanan laut di sepanjang pantai Tarakan diharapkan dapat menjadikomoditas yang menjanjikan. Dilihat dari potensi perikanan laut yang ada diperkirakan potensi produksi perikanan di laut Tarakan mencapai 8.560 ton pertahunnya yang terdiri dari 5.000 ton dari produksipenangkapan, 3.500 ton produksi budidaya tambak dan 60 ton dari produksi budidaya ikan dikolam. Namun dari semua potensi yang ada tersebut baru sebesar 51,32 persen yang dapatdikelola baik nelayan penangkapan maupun nelayan budidaya. Dari kegiatan pengolahan ikan di Kota Tarakan terlihat terjadinya peningkatanproduksi pada tahun 2008 karena meningkatnya produksi pembekuan udang, yang lebihdiakibatkan meningkatnya pasokan bahan baku. Meningkatnya bahan baku pengolahan hasilperikanan ini juga merupakan salah satu indikator meningkatnya pendapatan para nelayanataupun pengusaha perikanan.

Kamis, 23 Mei 2013

Potensi, Demografi, Sejarah, dan Perikanan Tangkap Kabupaten Paser KALTIM

Kabupaten Paser awalnya adalah Kab pasir sebagai daerah otonomi Kalimantan Timur yang pengesahannya berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan, dengan sebutan Daerah Swatantra Tingkat II Pasir.
Sebelum UU 27 Tahun 1959 ditetapkan, daerah Pasir berbentuk kewedanaan yang berada dalam wilayah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri yang dikeluarkan di Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1959 Nomor C-17/15/3 yang bersifat sementara, dan Penetapan Gubernur Kalimantan Timur tanggal 14 Agustus 1950 Nomor 186/OPB/92/14.
Lahirnya UU Nomor 27 tahun 1959 tanggal 29 Desember 1959 memberikan momentum yang sangat penting yakni terlepasnya kewedanaan Batu Besar dari wilayah daerah Swatantra Tingkat II Pasir dan dimasukkan ke dalam wilayah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.


Pada tanggal 3 Agustus 1961 Daerah Swatantra Tingkat II Pasir dimasukkan ke dalam Wilayah Kalimantan Timur. Pada tanggal 29 Desember 1961 dilaksanakanlah serah terima oleh Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan, H. Maksid kepada Gubernur Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur, A.P.T. Pranoto di Departemen Dalam Negeri, Jakarta.Kabupaten Paser merupakan wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang terletak paling selatan, tepatnya pada posisi 00 45'18,37" - 20 27'20,82" LS dan 1150 36'14,5" -1660 57'35,03" BT. Kabupaten Paser terletak pada ketinggian yang berkisar antara 0-500 meter di atas permukaan laut.Luas wilayah Kabupaten Paser saat ini adalah 11.603,94 km², terdiri dari 10 kecamatan dengan 125 buah desa/kelurahan (data sampai tahun 2008) dan empat buah UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi). Jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 231.593 jiwa atau memiliki kepadatan penduduk 8 jiwa/km². Kecamatan dengan wilayah terluas di Kabupaten Paser adalah Kecamatan Long Kali, Paser, dengan luas wilayah 2.385,39 km², termasuk di dalamnya luas daerah lautan yang mencapai 20,50 persen dari luas wilayah Kabupaten Paser secara keseluruhan, sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya terkecil adalah Kecamatan Tanah Grogot, hanya seluas 33,58 km² atau 2,89 persen.

Hingga saat ini hampir semua kecamatan di Kabupaten paser mampu menghasilkan komoditi perikanan darat. Meskipun demikian, beberapa kecamatan, seperti Batu Sopang, paser Belengkong dan Muara Komam tidak memberikan kontribusi terhadap produksi perikanan laut. Kecamatan yang diduga memiliki kemungkinan untuk mengembangkan potensinya secara lebih luas untuk sub-sektor perikanan laut diantaranya adalah Tanjung Aru dan Tanah Grogot. 
Di lain pihak, dari sub-sektor perikanan darat, kecamatan paser Belengkong dan Long Kali lebih berpotensi untuk pengembangan perikanan umum; Kecamatan Tanah Grogot dan Long Kali lebih berpotensi untuk pengembangan perikanan tambak, sedangkan Kecamatan Long Ikis dapat dikembangkan untuk perikanan kolam.

Kegiatan perikanan di Kabupaten paser memperlihatkan prospek yang cukup baik, hal ini ditunjang dengan cukup luasnya areal perikanan baik perikanan darat maupun perikanan laut. Dilihat dan luas areal perikanan, produksi perikanan, jumlah petani ikan/nelayan, RTP, jumlah perahu dan alat tangkap di Kabupaten paser dan tahun 1998 - 2000 mengalami perkembangan yang cukup baik.
Dari segi konstelasi regional, Kabupaten Paser berada di sebelah Selatan Provinsi Kalimantan Timur. Posisinya dilintasi oleh jalan arteri primer (jalan negara/nasional) yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Pada bagian timur Kabupaten Paser melintang selat Makassar, dimasa yang akan datang memiliki prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif pelayaran internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser, yaitu Pelabuhan Teluk Adang terletak 12 km ke arah utara ibukota Kabupaten (Kota Tanah Grogot), sedangkan Kota Tanah Grogot berjarak lebih kurang dari 145 km dari Kota Balikpapan atau 260 km dari Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda.
Peningkatan tersebut di atas diprediksikan berasal dari kontribusi/sumbangan dari setiap sektor PDRB secara rinci adalah sebagai berikut :




  • Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 72,23 %
  • Sektor Pertanian sebesar 15,19 %
  • Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 2,99 %
  • Sektor Jasa-jasa sebesar 2,69 %
  • Sektor Bangunan sebesar 2,91 %
  • Sektor Industri Pengolahan sebesar 1,55 %
  • Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 1,38 %
  • Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mencapai sebesar 0,85 %


POTENSI KABUPATEN KUTAI TIMUR,SAMARINDA

Profil Kabupaten Kutai Timur

Kabupaten Kutai Timur
Berita Terkait
  • Kabupaten Aceh Barat

    Kabupaten Aceh Barat

    Kabupaten Aceh Barat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum pemekaran, Aceh Barat
  • Kabupaten Sumbawa Barat

    Kabupaten Sumbawa Barat

    Kabupaten Sumbawa Barat, adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kabupaten terletak di
Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, Tentang Pemekaran wilayah propinsi dan kabupaten. Diresmikan oleh Mendagri pada tanggal 28 Oktober 1999. Geografi. Wilayah Kabupaten Kutai Timur berada pada posisi 115°56'26'' BT - 118°58'19'' BB dan 1°17'1'' LS - 1°52'39''

Memiliki luas 35.747,50 Km2 atau 17% dari luas Propinsi Kalimantan Timur Batas utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, timur dengan Selat Makassar, Selatan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Barat dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Administrasi. Kabupaten Kutai Timur memiliki 18 wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Sangatta (ibukota Kabupaten/Ibukota Kecamatan Sangkulirang), Kec. Muara Bengkal, Kec. Muara Ancalong, dan Kec. Muara Wahau,Telen, Sandaran, Busang, Kaliorang, Kongbeng, Bengalon, Rantau Pulung, Sangatta Selatan, Teluk Pandan, Karangan, Kaubun, Batu Ampar dan Long Masengat dan dengan memiliki 135 desa.

Posisi  Strategis Kutai Timur :
Posisi Kutai Timur pada konstelasi regional Kalimantan berada pada jalur poros regional lintas trans Kalimantan yang menghubungkan jalur Tanjung Selor-Tanjung Redeb ke Samarinda (Ibukota Provinsi) - Balikpapan dan Kabupaten Pasir ke Provinsi Kalsel, Kalteng dan Kalbar.
Pada konstelasi nasional menghadap ke arah Selat Makassar yang merupakan jalur pelayaran nasional, regional dan internasional.
dalam lingkup propinsi, keberadaan Kabupaten Kutai Timur pada jalur poros regional lintas trans kalimantan yang menghubungkan jalur tarakan (kota orde II) “ Tanjung Selor “ tanjung redeb ke Samarinda (kota orde I “ Ibukota Propinsi) “ Balikpapan (kota orde I) “ Kabupaten Pasir “ Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat sehingga posisi strategis ini berpotensi untuk :
menjadikan Ibukota Kabupaten Kutai Timur yaitu kota Sengata berfungsi sebagai kota transit.
akses keluar wilayah cukup terbuka sehingga membuka peluang pemasaran hasil SDA dari kutai timur


Potensi Minyak, Gas dan Pertambangan Umum:

1. Minyak Bumi dan Gas Luas daerah eksplorasi minyak bumi:
Sangatta : 6.000 ha
Sangkulirang : 12.000 ha
Luas daerah eksplorasi gas bumi:
Wilayah Bengalon : 20.000 ha
Wilayah Tl. Golok Sangkulirang : 11.000 ha
Wilayah Pulau Miang Besar : 8.000 ha

3. Emas
Di wilayah Sungai Pesab di Kongbeng, Sungai Telen di Telen, Sungai Marah di Telen dan Sungai Sangatta di Sangatta.
Di wilayah Sungai Kelinjau dan Sungai Atan di Kecamatan Muara Ancalong • Di sekitar Mekar Baru Kecamatan Busang (eks. Bre-X)

4. Besi
Besi ditemukan di sekitar Kaliorang dengan cadangan diperkirakan sekitar 19.700.000 ton, dan Kecamatan Sangkulirang dengan cadangan 52.500.000 ton berdasarkan hasil analisis kimia Fe (51,24%) dan Fe2O3 (39,56%).

5. BATU GAMPING
Terdapat di sekitar Gunung Sekerat Kecamatan Kaliorang dengan areal 21 ribu Ha dengan cadangan sekitar 18,6 Milyar ton, dan cocok untuk bahan baku industri semen.

6. LEMPUNG
Cadangan lempung sebesar 1 Milyar ton terdapat di Kecamatan Sangkulirang Cocok untuk bahan baku industri keramik dan campuran semen.

7. GIPSUM
Cadangan gipsum ditemukan di Sungai Sekerat Kecamatan Kaliorang dan Sungai Bengalon. Total cadangan sekitar 12 juta Ton. Bahan gipsum diperlukan untuk semen, keramik, farmasi dll.

Sektor Pertambangan Umum

Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, biak berupa bahan tambang maupun hutan, bahan tambang berupa batu bara merupakan salah satu komoditas yang menonjol dimana batu bara merupakan salah satu komoditas yang menonjol dimana batu bara tersebut dijumpai pada formasi-formasi yang sebagian besar terdapat pada bagian utara ke arah tengah timur kabupaten. Sedangkan bahan tambang berupa emas penyebaran depositnya terdapat di wilayah pedalaman pada morfologi pegunungan di sekitar hulu sungai Telen (Muara Wahau), sungai Marah, dan wilayah muara Ancalong. Diperkirakan deposit emas akan banyak ditemukan di daerah pegunungan bagian tengah ke arah barat sampai selatan (daerah sepanjang DAS Telen dan DAS Kelinjau).

Sektor pertanian dan perkebunan 

Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian merupakan modal dasar.

Pada sub sektor perkebunan, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar terutama untuk kawasan Sangkulirang, Muara Wahau sebagai sub sektor unggulan.
Peluang investasi di bidang ini antara lain:
Lahan Kering :
Tanaman Keras: kelapa sawit, kakao, lada, vanili, kelapa, karet, dll.
Tanaman Hortikultura dan Palawija: nenas, durian, rambutan, jagung, lada, sayur-sayuran, dll.
Lahan Basah :
Luas area yang sesuai untuk padi, kacang-kacangan, dan jagung tersedia 7.261 ha.
Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi 1.307.360 ha lahan perkebunan untuk dikembangkan, dan paling tidak 500.000 ha akan segera direalisasikan.

Sektor Kehutanan

Kabupaten Kutai Timur mempunyai sumber daya hutan yang cukup besar yaitu seluas 2.784.024 ha, dengan erincian sebagi berikut:
- Hutan produksi : 1.115.477 ha
- Hutan lindung : 211.053 ha
- Hutan wisata : 198.528 ha
- Hutan konversi : 1.038.966 ha
Diversifikasi usaha yang dapat dikembangkan dari sektor kehutanan ini antara lain:
- Industri plywood
- Industri moulding
- Industri kayu olahan

Sektor Infrastruktur

Peningkatan pelabuhan udara Sangkimah
Pembangunan pelabuhan laut Sangatta
Pembangunan/peningkatan jalan trans Kalimantan, jalan propinsi dan jalan kabupten
Pembangunan jembatan Sangkulirang - Sangatta - Muara Wahau - Muara Ancalong dan Muara Bengkal

Sektor fasilitas bisnis, sosial dan umum

Pembangunan fasilitas umum dan sosial di Sangatta di proyeksikan sesuai dengan standar sebuah kota modern, lengkap dengan:
Pembangunan Fasilitas Umum
Sport center, terminal angkutan umum, taman kota, pusat rekreasi, pusat pergudangan.
Pembangunan Masjid Agung dan Islamic Center
Pembangunan Gereja katolik/Protestan dan Kristian Center
Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Umum Swasta.
Kawasan perkantoran, pasar swalayan, kantor perbankan (BRI, BPD, BNI, Bank Mandiri, BUKOPIN, BTN), East Kutai
Trade Center.
Perhotelan
Guest House (Kerjasama dengan Pemda, Hotel Kelas Bintang, Hotel Kelas Melati).

Sektor perikanan 

Ekosistem pesisir dan laut memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai daerah penyangga bagi kehidupana aneka ragam biota yang mempunyai nilai ekonomis penting bagi kehidupana manusia. Kawasan pesisir Sangatta - Sangkulirang memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, terutama untuk perkembangan perikanan.

Sektor Peningkatan Kualitas SDM dan Lembaga Penelitian

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia
Pembangunan Akademi Teknologi Pertanian (Teknologi Pertanian, Teknologi Industri, Teknologi Lingkungan, Teknologi Kelautan).
Pembangunan SLTP dan SMU unggulan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Agribisnis Kaubun.
Pembangunan Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Sektor Pariwisata

Dibidang pariwisata, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar. Sebelas lokasi potensi wisata yang berupa wisata pantai, sumber air panas, goa, pulau dan lamin adat. Dari potensi wisata tersebut, yang sangat propektif untuk dikembangkan adalah jenis obyek wisata alam, wisata budaya. Lokasi wisata tersebut seperti pulau Birah-birahan di teluk Manubar kecamatan Sangkulirang, teluk lombok, wisata tambang dan TNK di kecamatan Sangatta.
Peluang yang dapat dikembangkan di sektor ini antara lain:
Wisata Alam
Taman nasional Kutai (Flora dan Fauna), Wisata tambang, teluk Lombok dan teluk Perancis, gua dan air panas keindahan bawah laut di pulau Birah-birahan.

Wisata Budaya
Kehidupan suku Dayak Kenyah, dan lamin di Muara Wahau, cagar budaya gunung Kombeng di Muara Wahau, kehidupan suku Basap disekitar teluk Sandaran, pesta laut dan kehidupan nelayan di Sangkulirang

Prasarana dan Sarana
Penyediaan (jumlah dan kondisi) sarana dan prasarana di Kabupaten Kutai Timur masih jauh dari mencukupi untuk mendukung ekonomi wilayah, yaitu meliputi prasarana jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi yang merupakan fasilitas dasar untuk kehidupan masyarakat.

Prasarana Perhubungan
Prasarana jalan sebagai penghubung di bidang transportasi darat merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat. Prasarana jalan pada hakekatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan, baik aspek sosial ekonomi, budaya maupun ketahanan dan keamanan.
Memperhatikan luas wilayah Kabupaten Kutai Timur dan jumlah penduduk yang tersebar tidak merata, maka sangat dibutuhkan adanya prasarana jalan yang berperan sebagai pendorong pengembangan dan pembangunan diberbagai sektor. Untuk mewujudkan maksud tersebut sangat perlu pembangunan dan pemeliharaan jalan, baik jalan negara, jalan provinsi maupun jalan kabupaten.
Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur, saat ini baik yang pembangunannya jadi wewenang Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten Kutai Timur sendiri adalah sebagai berikut:
- Panjang Jalan Negara : 439 Km
- Panjang Jalan Provinsi : 245 Km
- Panjang Jalan Kabupaten : 820 Km

Ratio panjang jalan terhadap luas wilayah di Kabupaten Kutai Timur adalah 42Km/1000 Km², Propinsi Kalimantan Timur 52,53 Km/1000 Km², Nasional adalah 115 Km/1000 Km².
Prasarana perhubungan lainnya untuk transportasi udara dan air, adalah pelabuhan udara, pelabuhan laut dan dermaga. Untuk pelabuhan udara yang dapat digunakan yaitu pelabuhan udara KPC di Tanjung Bara dan Pelabuhan Udara Pertamina di Sangkimah. Jarak tempuh selama 1 jam dari Pelabuhan Udara Sepinggan Balikpapan dengan menggunakan pesawat ukuran kecil jenis Cassa, sedangkan untuk pelabuhan laut/dermaga sebagai sarana pendaratan penumpang dan barang, berada di Muara Sungai Sangatta dan di Kecamatan Sangkulirang. Khusus untuk barang produksi dan pengangkutan batubara digunakan pelabuhan khusus yang berada di lingkungan PT. Kaltim Prima Coal.

Sementara itu, masih terdapat beberapa masalah pengembangan sistem jaringan transportasi di Kabupaten Kutai Timur antara lain adalah:
Belum tersedianya acuan/arahan dalam mengembangkan sistem jaringan transportasi, sehingga terkesan pengembangan sistem jaringan yang ada hanya dilakukan tidak terfokus kepada satu tujuan yang terintegrasi, bahkan ada diantaranya kontraproduktif.
Belum jelasnya pola hirarki dan keterkaitan antar sistem jaringan transportasi kabupaten baik dengan kabupaten lain dalam satu provinsi maupun dengan sistem jaringan transportasi provinsi.
Belum terpadunya perencanaan dan penyelenggaraan antara beberapa sistem transportasi dalam kerangka sistem transportasi antar moda dalam wilayah kabupten.

Listrik
Kebutuhan Listrik pendududuk Kabupaten Kutai Timur dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), dipasok dari PLTD yang terdapat di setiap kecamatan, dengan kapasitas terpasang 5,4 MW. Selain itu telah terpasang jalur interkoneksi dengan Bontang dan Samarinda.
Sampai dengan tahun 2004, jumlah produksi listrik oleh Perusahaan Listrik Negara Misip Sangatta sebesar 39.384.001 Kwh, meningkat bila dibandingkan dengan jumlah produksi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 38.085.574 Kwh dengan jumlah pelanggan sebesar 9.289 pelanggan.

Air Bersih
Pelayan Air bersih tersedia PDAM di setiap kecamatan, untuk Kecamatan Sangatta mempunyai debit 40 liter/detik, sedangkan kecamatan lainnya rata-rata 20 liter/detik. Pada tahun 2001 terdapat jumlah pelanggan sebnayak 2.246 orang dengan jumlah produksi sebanyak 745.900 l/dt. Pada tahun 2004 mengalami peningkatan sebesar 2.438 pelanggan menjadi 4.684 pelanggan. Demikian pula jumlah produksi air minum di Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2004 produksi air minum mengalami peningkatan sebesar 177.564 l/dt menjadi 923.464 l/dt.

Telekomunikasi
Di ibukota kabupaten telah terpasang Sentral Telepon Otomat untuk melayani kebutuhan dasar telekomunikasi, bisnis dan aktifitas lainnya, selain itu juga dapat dilakukan komunikasi jarak jauh dengan jaringan komunikasi selular (Telkomsel, Satelindo, Excelcom). Untuk wilayah perdesaan kedua jenis jaringan telekomunikasi tersebut sebagian ada yang sudah operasional dan sebagian wilayah perdesaan lainnya sedang dalam taraf persiapan.
Sarana telekomunikasi lainnya yang saat ini sudah ada di Kabupaten Kutai Timur, khususnya Sangatta berupa warung telekomunikasi dan kiospon, fasilitas Telepon Umum Kartu (TUK), fasilitas Telepon Umum Coin (TUC) yang tergabung dalam telpon bayar (Pay Phone).***

SEJARAH KABUPATEN KUTAI TIMUR ,SAMARINDA

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Timur. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km² atau 17% dari luas Provinsi Kalimantan Timur dan berpenduduk sebanyak 169.564 jiwa (2004) dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir rata-rata 4,08% setiap tahun.
Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai yang dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, tentang Pemekaran wilayah Provinsi dan Kabupaten. Diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999.
Geografi
Dengan luas wilayah 35.747,50 km², Kutai Timur terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat diantara 115°56’26″-118°58’19″ BT dan 1°17’1″ LS-1°52’39″ LU.

Batas-batas wilayah

  • Utara : Kabupaten Berau
  • Selatan : Kabupaten Kutai Kartanegara
  • Timur : Selat Makassar.
  • Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara.

Topografi

Kutai Timur memiliki keadaan topografi yang bervariasi, mulai dari daerah dataran seluas 536.200 ha, lereng bergelombang (1,42 juta ha), hingga pegunungan (1,6 juta ha), tersimpan potensi batu bara 5,35 miliar ton.

Pemerintah dan layanan publik

Bupati
Kutai Timur sejak pembentukannya baru memiliki dua orang bupati, pertama kali adalah Awang Farouk Ishak sebagai bupati dengan wakilnya Mahyudin. Pada saat Awang Farouk mundur dari jabatan bupati waktu mencalonkan diri menjadi Gubernur Kaltim, ia digantikan oleh Mahyudin. Kemudian pada Pilkada Bupati Kutai Timur, Awang Farouk terpilih kembali menjadi bupati periode 2005-2010.

Kecamatan

Terdapat 18 kecamatan di Kutai Timur saat ini.

DEMOGRAFI KABUPATEN KUTAI TIMUR ,SAMARINDA

Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan P4B tahun 2005 tercatat mencapai 547.422 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli, seperti:
Sementara penduduk pendatang adalah:
Pola penyebaran penduduk sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Daerah-daerah yang agak jauh dari tepi sungai dimana belum terdapat prasarana jalan darat relatif kurang terisi dengan pemukiman penduduk.
Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara tinggal di pedesaan, yakni mencapai 75,7%, sedangkan sejumlah 24,3% berada di daerah perkotaan. Sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38,25%, industri/kerajinan 18,37%, perdagangan 10,59 % dan lain-lain 32,79%.

Potensi, Demografi, Sejarah, Pekerjaan Masyarakat, dan Potensi Perikanan Tangkap di Kabupaten Kutai Timur

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFyW_C9kaQU6cbAVYUuCoHbXFAscZyUFlrfTekUccGC4mY6xGSJlcXMpP0itWMHOszgm9fFo4hx8Jddi9sofqd4TnCpIROLOAk9o4NXeT5WBpNqsa2AHcjODfkFipqybfQyaY2g_OHLb8/s400/peta_kaltim.gif 
*POTENSI 
Kehutanan

Hutan di Kabupaten Berau seluas 2.194.299,525 Ha (RTRW Kab. Berau 2005-2011) terdiri dari Hutan Lindung 668.108,078 Ha, Hutan Produksi Terbatas 557.713,442 Ha, Hutan Produksi Tetap 179.299,747 Ha, Hutan Konservasi 156.448,289 dan Areal Penggunaan Lain (APL) 624.729,969 Ha. Tutupan Lahan sesuai hasil pemantauan Tim Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) sampai dengan saat ini masih ± 80 %
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Berau sampai dengan tahun 2010 luas alih fungsi hutan seluas 150.448 Ha atau 6,85 %, masing-masing untuk keperluan pembangunan perkebunan = 60.224 Ha, pertambangan = 7.571 Ha, pertanian = 70.000 Ha, permukiman dan fasilitas pelayanan umum lainnya =.12.693 Ha
Hutan Primer atau Virgin Forest terdapat sekitar 560,897 hektar atau sekitar 15 % dari luar wilayah daratan kabupaten Berau, sedangkan hutan yang telah mengalami penurunan kwalitas terutama di wilayah yang ada kegiatan HPH adalah sekitar 1,042,055 hektar atau 48 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Wilayah lain yang sangat spesifik dan istimewa adalah pengunungan kapur yaitu sekitar 156,767 hektar atau sekitar 7 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Hutan Bakau menempati luas sekitar 47,941 atau sekitar 3 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Sedangkan sisanya adalah sekitar 26 % sudah tidak berhutan.

Pertambangan

Kekayaan alam berupa bahan galian tambang mineral baik golongan A, B dan C seperti kandungan jenis minyak gas bumi, emas, batu bara, timah hitam, nikel, gips, pasir kwarsa, besi, air raksa dan batu-batuan kapur untuk bahan semen putih.
Potensi bahan galian strategis (Gol.A) : Batu Bara terdapat di Kecamatan Gunung Tabur dikelola oleh PT. Berau Coal.
Galian Vital (Gol.B) : Emas terdapat di Kecamatan Kelay sementara untuk Seng, Timah dan Zino terdapat di Kecamatan Segah dan Kristal Kwarsa ada di Kecamatan Tanjung Redeb, Tanjung Batu dan Kelay.
Bahan Galian Golongan A dan B adalah GIPS terdapat di Kecamatan tanjung Redeb dan Desa Tanjung Batu, sedangkan Kapur ada di Tanjung Redeb dan Talisayan.
Hasil Exploirasi oleh Hooze Vende Velde, diperkirakan Seposit Batubara di desa Prapatan Kecamatan Gunung Tabur Sebesar 40.000 ton dengan ketebalan lapisan 20 cm dan 50 cm hingga 70 lapisan.
Mineral Besi, dengan endapan di dustin kasai mengandung Fe2O3 = 39,52% dan Fe total 51,24%.
Endapan emas terdapat do Long Suluy Kecamatan Kelay di Sungai Gah dengan konsentrasi 50% Timah hitam dan 0,01% Perak. Batu Kapur untuk Talisayan terdapat di Kampung Batu Putih dengan luas 500 Ha dengan kandungan CHO rata-rata 55,3%. Batu Kapur ini baik sebagai bahan baku industri Semen.
Pengelolaan terbesar disektor pertambangan yaitu pada bahan tambang batu bara yang dikelola oleh PT.Berau Coal dengan hak konsesi seluas 121.804 Ha, dimana merupakan sebuah perusahaan Indonesia dari usaha bersama PT.United Tractors dan Nissho Iwai dari Jepang. PT.Pandu Dian Pratiwi merupakan perusahaan yang telah meneliti sebelumnya daerah yang potensial yaitu pada Daerah Lati, Binungan, Prapatan Kelay.

Perkebunan

Pada tahun 2011 Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Berau seperti kelapa, karet, kopi, lada, cengkeh, kakao dan kelapa sawit rata-rata mengalami kenaikan luas tanam. Khususnya pada tanaman kakao baik luas tanam maupun jumlah produksi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Perkebunan kakao memiliki luas tanam 4.136 ha dengan jumlah produksi 2.171,30 ton. Walau demikian dibanding tahun 2006 dan 2007 luas tanam dan jumlah produksi kakao mengalami penurunan.masing-masing jumlah produksi yaitu 3.166 ton, 3.069 ton, 562,9 ton, 746,7 ton dan 242 ton.

Peternakan

Disektor Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui sumber dana APBD I untuk pengadaan ternak sapi dari keadaan awal sejumlah 891ekor menjadi 897 ekor induk dan telah melahirkan sebanyak 673 ekor sapi, sedang untuk konsumsi daging dan telur di Kabupaten Berau pada tahun 2008 sebesar 4,94kg/kapita/tahun, telur sebesar 2,27 kg/kapita / tahun dengan protein daging rata-rata 16,80% dan protein telur rata-rata 12,80%. Sementara potensi dan peluang usaha dibidang peternakan Kabupaten Berau masih membutuhkan 38.500 ekor sapi, 46.500 ekor Kamping dan 475.000 ekor kambing.

Perikanan

Perikanan merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Berau. Beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian. Perikanan dibagi menjadi dua perikanan laut dan darat.
Produksi perikanan laut terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada grafik 6.7 dapat dilihat bahwa produksi perikanan terus meningkat pada tahun berikutnya. Produksi perikanan tersebut berkisar 14.000 ton per tahun. Pada tahun 2011 Produksi ikan segar sebanyak 15.509,80 ton mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu sebesar 14.922,40 ton.

*SEJARAH

Kabupaten Berau berasal dari kesultanan berau yang didirikan sekitar abad ke-14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan Isterinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya berkedudukan di Sungai lati (sekarang menjadi lokasi pertambangan Batu Bara PT. Berau Coal).
aji raden suryanata kusuma menjalankan masa pemerintahannya tahun 1400-selesai dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah pemukiman masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua Merancang, Banua Pantai, Banua Kuran, Banua Rantau Buyut dan Banua Rantau Sewakung.
Di samping kewibawaannya, kedudukannya juga sangat berpengaruh, menjadikan dia disegani lawan maupun kawan. Untuk mengenang jasa Raja Berau yang pertama ini, Pemerintah telah mengabdikannya sebagai nama Korem 091 Aji Raden Surya Nata Kesuma yang Rayon Militer Kodam VI/TPR.
Setelah beliau wafat, Pemerintahan Kesultanan Berau dilanjutkan oleh putranya dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda memasuki kerajaan Berau dengan berkedok sebagai pedagang (VOC). Namun kegiatan itu dilakukan dengan politik De Vide Et Impera (politik adu domba). Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan terpecah menjadi 2 Kesultanan yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur.


* GEOGRAFIS dan DEMOGRAFI
Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127,47 km2 terdiri dari daratan seluas 22.030,81 km2 dan luas laut 12.299,88 km2, serta terdiri dari 52 pulau besar dan kecil dengan 13 Kecamatan, 10 Kelurahan, 96 Kampung/Desa. Jika ditinjau dari luas wilayah Kalimantan Timur, luas Kabupaten Berau adalah 13,92% dari luas wilayah Kalimantan Timur, dengan prosentase luas perairan 28,74%, dan Jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 191.807 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 7,11%.
Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang Pembangunan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, yang terletak disebelah utara dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan Wilayah Daratan dan Pesisir Pantai yang memiliki Sumber Daya Alam, dimana wilayah daratan terdiri dari gugusan bukit yang terdapat hampir disemua kecamatan terutama Kecamatan Kelay yang mempunyai perbukitan Batu Kapur yang luasnya hampir 100 Km2. Sementara didaerah Kecamatan Tubaan terdapat perbukitan yang dikenal dengan Bukit Padai.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan dan Maratua yang secara geografis berbatasan langsung dengan lautan. Kecamatan Pulau Derawan terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki pantai dan panorama yang sangat indah serta mempunyai beberapa gugusan pulau seperti Pulau Sangalaki, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Bulungan dan Kab. Kutai Kertanegara.
Dalam pembagian wilayah pembangunan Kabupaten Berau memiliki 3 (tiga) wilayah yaitu :
a. Wilayah Pantai yang meliputi : Kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan, Maratua dan Tubaan.
b. Wilayah Pedalaman yang meliputi : Kecamatan Segah dan Kecamatan Kelay.
c. Wilayah Kota yang meliputi : Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabur, Sambaliung, Teluk Bayur.
Berada di daerah tropis dengan posisi geografis 10 LU – 20 33 LS dan 1160 BT – 1190 BT.
Ketinggian di atas permukaan laut 5 – 55 m. Topografi dan Fisiografi, bentangan daratan Kabupaten Berau didominasi topografi dengan selang ketinggian 101 m – 500 m (37,1%), kemudian 23,2% merupakan bentang daratan dengan selang ketinggian 26-100 m, sisanya terbagi sebagai daerah dengan selang ketinggian 8-25 m (7,3%0 dan 0-7 m (12,2%).

* PEKERJAAN MASYARAKAT

Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. Keberadaan infrastruktur berupa jalan darat, Bandara Kalimarau, terdapat juga dua buah Pelabuhan yanga kan lebih memudahkan para pedagang utuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik (PLTU Lati dengan kapasitas daya 2 X 7 MW), air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.


* POTENSI PERIKANAN TANGKAP

Untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang baik dan optimal, hari ini (8/11) KKP dan Pemerintah Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menandatangani Kesepakatan Bersama mengenai Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara Berkelanjutan. Nota Kesepakatan Bersama yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gellwynn Jusuf dan Bupati Berau, MAKMUR HAPK tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki kedua pihak dalam meningkatkan produksi perikanan yang berkelanjutan dan lestari guna menunjang proses pembangunan berwawasan lingkungan serta bermanfaat khususnya di Kabupaten Berau.

Gellwynn dalam sambutannya menyatakan, Kabupaten Berau secara nasional memiliki peran penting dalam pencapaian visi kelautan dan perikanan Indonesia. ”Dengan berbagai macam jenis keanekaragaman hayati yang langka dan dilindungi, Kabupaten Berau juga memiliki biota perairan yang masih dalam kondisi baik, sehingga perlu untuk dijadikan sebagai daerah konservasi laut. Saya kira, dengan pengalaman yang kami miliki, kita dapat saling mendukung untuk mengembangkan kawasan konservasi di Kabupaten Berau, seperti yang tertuang dalam Peraturan Bupati  No. 31 Tahun 2005 tentang Kawasan Konservasi Laut”, demikian ujar Gelwynn. Menurut Gellwyn, dengan perjanjian kerjasama ini maka pengelolaan dan pengembangan konsep kawasan berwawasan lingungan yang lestari seperti konsep ekowisata berbasis penyu di Kabupaten Berau dapat terwujud.

Dengan luas perairan yang mencapai 28,74% dari total luas wilayahnya, Kabupaten Berau memiliki  jumlah produksi di sektor perikanan tangkap mencapai 16,2 ribu ton dengan jumlah kapal penangkap ikan sebanyak 2.441 unit kapal. Sedangkan untuk sektor perikanan budidaya, Kabupaten Berau memiliki lahan tambak dan kolam seluas 3.573,5 ha ditambah 690 unit keramba, dengan jumlah produksi mencapai 403 ton pertahu. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Berau memiliki potensi produksi yang cukup besar yakni 35 ribu metrikton per tahun. “Saya berharap kerjasama ini dapat semakin meningkatkan angka produksi perikanan, tidak hanya bertambah secara kuantitas, melainkan pula secara kualitas dapat meningkatkan nilai tambah produk hasil perikanan di Kabupaten Berau”, ujar Gellwynn.

Lebih lanjut Gellwynn berharap agar kesepakatan bersama ini dapat sejalan dengan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan di Berau seperti yang tertuang dalam ruang lingkup kesepakatan yaitu: 

(1) pengelolaan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, 
(2) peningkatan nilai tambah produk hasil perikanan, 
(3) pengembangan dan penyelenggaraan konservasi sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu ruang lingkup perjanjian kerjasama antara KKP dan Kabupaten Berau juga mencakup: 
(4) peningkatan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan perikanan, 
(5) penyelenggaraan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di bidang kelautan dan perikanan, dan terakhir 
(6) peningkatan pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.